Cross-organizational fact-checking: Analisis kolaborasi nasional dalam pemberantasan disinformasi

Mardjianto, F.X. Lilik Dwi and Nusantara, Samiaji Bintang (2020) Cross-organizational fact-checking: Analisis kolaborasi nasional dalam pemberantasan disinformasi. Project Report. Universitas Multimedia Nusantara.

[img] Text
FX Lilik - LHP 2020-signed.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB)

Abstract

Salah satu kewajiban jurnalisme adalah verifikasi. Sejak awalnya, verifikasi berarti proses pengecekan fakta yang dilakukan oleh wartawan dan tim redaksi sebelum menyiarkan produk-produk jurnalistik. Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, proses verifikasi dilakukan setelah konten terpublikasi dan dikonsumsi oleh masyarakat. Proses verifikasi setelah konten terpublikasi ini kemudian disebut sebagai aktivitas pengecekan fakta (fact-checking). Saat ini, aktivitas pengecekan fakta menjadi salah satu kegiatan utama redaksi untuk menekan pertumbuhan dan penyebaran disinformasi yang terlanjur terpublikasi melalui berbagai platform media baru. Sayangnya, aktivitas pengecekan fakta belum mendapatkan porsi yang signifikan di setiap ruang redaksi dalam bentuk pembuatan tim khusus atau pemberian porsi penayangan yang signifikan. Beberapa redaksi media malah tidak melakukan proses pengecekan fakta sama sekali. Dalam kondisi yang belum diadopsi secara utuh, signifikan, dan terstruktur di dalam sebuah redaksi media, ada sejumlah pihak yang justru melakukan insiatif untuk membangun sistem pengecekan fakta yang terintegrasi lintas asosiasi dan organisasi media. Hal ini dilakukan oleh sejumlah redaksi media di Indonesia bersama sejumlah organisasi, yaitu Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Google News Initiative, dan CheckMedia. Kolaborasi lintas organisasi itu dilakukan untuk mengecek kebenaran berbagai informasi yang berkaitan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Penelitian ini adalah sebuah studi kasus terhadap insiatif tersebut. Peneliti melakukan observasi partisipatif dengan menjadi pelaku dalam proses pengecekan fakta. Hal itu sangat membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Selain itu, peneliti juga mendapatkan data dari penelusuran dan analisis berbagai dokumen serta hasil wawancara. Tim peneliti menyimpulkan bahwa kolaborasi yang telah dilakukan mengandung kelemahan dari aspek pencapaian alur dan target kerja. Hal itu disebabkan kurangnya komitmen jajaran manajemen media yang berkolaborasi, kurangnya ketersediaan tenaga pengecek fakta yang khusus ditugaskan untuk berkolaborasi, serta faktor disparitas penguasaan teknologi oleh pihak-pihak yang ikut dalam kolaborasi. Untuk mengatasi hal itu, tim peneliti mengusulkan sebuah model kolaborasi yang mengintegrasikan aspek literasi pemberantasan disinformasi, keterlibatan semua stakeholder, dan inovasi presentasi produk pengecekan fakta.

Item Type: Report (Project Report)
Keywords: fact-checking, hoax, disinformasi, kolaborasi, jurnalisme
Subjects: 000 Computer Science, Information and General Works > 070 News Media, Journalism and Publishing > 070 News, mass media, journalism, and publishing
200 Religion > 240 Christian moral and devotional theology > 242 Devotional literature
300 Social Sciences > 300 Social sciences, sociology and anthropology > 302 Social interaction, Interpersonal interaction > 302.23 Media of Communication, Mass Media
Divisions: Faculty of Communication > Digital Journalism
Depositing User: Administrator UMN Library
Date Deposited: 01 Mar 2021 09:22
Last Modified: 12 Apr 2023 06:46
URI: https://kc.umn.ac.id/id/eprint/15667

Actions (login required)

View Item View Item