Mengapa dan Bagaimana Disinformasi Covid-19 Mudah Menyebar dan Dipercaya Masyarakat di Tangerang

UNSPECIFIED (2022) Mengapa dan Bagaimana Disinformasi Covid-19 Mudah Menyebar dan Dipercaya Masyarakat di Tangerang. Bachelor Thesis thesis, Universitas Multimedia Nusantara.

[img] Text
HALAMAN_AWAL.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (947kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (196kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB_I.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (672kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB_II.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (357kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB_III.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (201kB) | Preview
[img] Text
BAB_IV.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (226kB)
[img]
Preview
Text
BAB_V.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (120kB) | Preview
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (201kB)

Abstract

Meningkatnya penggunaan internet dan media sosial di Indonesia, membuat penyebaran disinformasi menjadi semakin banyak. Seperti halnya dengan disinformasi terkait Covid-19, yang tercatat sudah ada 1.760 disinfromasi dalam rentan waktu 23 Januari 2020-17 Juli 2021 yang ditindak lanjuti oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika, lalu bagaimana disinformasi bisa menyebar dan dipercaya oleh masyarakat. Penelitian ini membahas mengapa dan bagaimana disinformasi bisa menyebar yang pada akhirnya dipercaya oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstrukstivisme dan menggunakan konsep filter bubble. Konsep ini membahas tentang terjebaknya pengguna media sosial dalam gelembung tapis sehingga informasi yang diterimanya sesuai dengan keyakinan yang dimilikinya. Informan diberikan tiga contoh yang kemudian diberikan pertanyaan sesuai dengan tiga faktor yang menyebabkan disinformasi bisa menyebar dan dipercaya oleh masyarakat, yaitu sumber atau source, gaya atau style, dan konten atau content. Dari hasil wawancara, ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap penyebaran disinformasi. Sebab adanya filter bubble yang membuat ruang lingkup pengguna menjadi sempit dan hanya memilih apa yang menjadi keyakinan dan minatnya saja. Disinformasi bisa menyebar juga karena adanya ketidaksadaran pengguna yang turut membagikan dan tidak mengkonfirmasi ulang informasi yang diterimanya hanya karena ia berasal dari suatu kelompok yang sama. Disinformasi yang menyebar di media sosial tidak memiliki sumber dan data penunjang yang jelas, hanya berisikan argumentasi dan opini pribadi, adanya algoritma media sosial yang membuat ruang lingkup pengguna menjadi kecil, dan disinformasi bisa dipercaya karena informasi yang diterima oleh warga masyarakat tidak dikonfirmasi ulang karena terjebak dalam ruang lingkupnya yang memiliki keyakinan yang sama.

Item Type: Thesis (Bachelor Thesis)
Keywords: Covid-19, Disinformasi, Filter Bubble viii Judul..., Nama Penulis, Universitas Multimedia Nusantara
Divisions: Faculty of Communication > Digital Journalism
SWORD Depositor: Administrator UMN Library
Depositing User: Administrator UMN Library
Date Deposited: 23 Nov 2022 08:58
Last Modified: 23 Nov 2022 09:00
URI: https://kc.umn.ac.id/id/eprint/20082

Actions (login required)

View Item View Item