Octaviani, Dinarwati Nur (2016) Kompetensi antarbudaya dalam komunikasi bisnis (studi kasus terhadap pebisnis Australia dan pebisnis Indonesia di Holmesgen partnering with Universitas Muhammadiyah Tangerang). Bachelor Thesis thesis, Universitas Multimedia Nusantara.
Abstract
Terbukanya peluang usaha memasuki pasar internasional sebagai akibat keterbukaan ekonomi dunia dan dengan dilaksanakannya perdagangan bebas, artinya negara-negara tersebut yang melakukan perdagangan bebas akan menghadapi beragam budaya yang berbeda dari berbagai negara, bahasa, bangsa, dan suku bangsa yang diwakilkan oleh individu- ndividu yang terkait dengan bisnis tersebut. Praktikpraktik bisnis antarbudaya bukan sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan, oleh karena itu kompetensi budaya dalam melakukan komunikasi bisnis sangat dibutuhkan dan penting agar dapat menjalin bisnis yang harmonis di antara partisipan yang menjalankan bisnis tersebut. Penelitian ini dilakukan di Holmesglen partnering with UMT karena terdiri dari pebisnis yang berasal dari dua kebudayaan yang berbeda atau multietnik yang mana sehari-harinya mereka sering melakukan kontak budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja hambatan komunikasi antarbudaya yang disebabkan oleh perbedaan budaya yang dialami oleh para pebisnis asal Australia dan Indonesia. Serta mengetahui kompetensi antarbudaya dalam komunikasi bisnis yang dimiliki maupun dibutuhkan oleh pebisnis asal Australia dan pebisnis asal Indonesia. Maka dari itu peneliti menggunakan model kompetensi antarbudaya yang dipopulerkan oleh Chen & Sarosta pada 1996. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus, di mana data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan-perbedaan budaya seperti konteks budaya, gaya komunikasi, nilai sosial, bahasa tubuh, konteks waktu, konteks jarak, perilaku sosial dan etis, dan perbedaan budaya perusahaan yang dapat mempengaruhi interaksi bisnis. Hal tersebut menimbulkan hambatan komunikasi berupa etnosentrisme, stereotip, dan prasangka. Peneliti menemukan, adanya perbedaan budaya dan hambatan komunikasi dikarenakan pebisnis Australia dan Indonesia tidak memiliki atribut lengkap dalam kompetensi antarbudaya seperti atribut self awareness di bawah naungan cognitive process, open mindedness, non judgemental attitude, social relaxation di bawah naungan affective process, serta messages skill, appropriate selfdisclosure, behavioral flexibility di bawah naungan behavioral process. Oleh karena itu pebisnis Australia dan Indnoesia harus melengkapi atribut-atribut yang belum dilengkapi dalam komptensi antarbudaya.
Item Type: | Thesis (Bachelor Thesis) |
---|---|
Subjects: | 300 Social Sciences > 300 Social sciences, sociology and anthropology > 306 Culture and Institutions (Incl. Specific Aspects of Culture) 300 Social Sciences > 330 Economics 300 Social Sciences > 330 Economics > 338 Production (Agriculture, Business Enterprise, Extraction of Minerals, General Production) |
Divisions: | Faculty of Communication > Strategic Communication |
Depositing User: | Administrator UMN Library |
Date Deposited: | 03 Jul 2017 06:04 |
Last Modified: | 13 Jan 2022 05:22 |
URI: | https://kc.umn.ac.id/id/eprint/236 |
Actions (login required)
View Item |