⭐ Lovina, Audrey (2023) Perancangan Brand Destination Kawasan Kampung Batik Trusmi Cirebon. Bachelor Thesis, Universitas Multimedia Nusantara.
|
Text
HALAMAN_AWAL.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (9MB) |
|
|
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (8MB) |
|
|
Text
BAB_I.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (8MB) |
|
|
Text
BAB_II.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (5MB) |
|
|
Text
BAB_III.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (15MB) |
|
|
Text
BAB_IV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (34MB) |
|
|
Text
BAB_V.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (24MB) |
Abstract
Budaya Cirebon lahir dari proses asimilasi budaya dan pengarub penyebaran agama Islam. Salah satu kawasan yang dibentuk oleh sultan tersebut adalah Desa Trusmi yang kini menjadi Kampung Batik Trusmi dan dikenal sebagai pusat penghasil batik sejak abad ke-14. Sebagai kawasan wisata belanja, eksistensi Kampung Batik Trusmi tidak lepas dari peran leluhur yang mengajarkan budaya membatik dan diturunkan kepada masyarakat lokal. Dari segi ekonom;, saat ini kawasan Kampung Batik Trusmi tidak hanya terdiri atas pelaku usaba batik, tetapi juga memiliki deretan toko kelontong, pedagang, dan kuliner. Masya farakat Trusmi tetap melestarikan adat dan budaya untuk menghom mati leluhur seperti upacara, sanggar membatik, dan festival tahunan yang dapat dikuti wisatawan. Dengan potensi tersebut, pemerintah Kabupaten Cirebon merencanakan penataan kawasan layaknya Malioboro. Namun, riset yang penulis lakukan terhadap masyarakat di Jabodetabek dan Kota Cirebon menunjukkan bahwa sebesar54% menganggap kawasan Kampung Batik Trusmi sebatas pusat belanja batik. Hal tersebut menunjukkan keterbatasan persepsi masyarakat akan nilai histori, budaya, relig, dan edukasi yang dimiliki Keterbatasan tersebut juga mempengaruhi minat generasi muda Trusmi untuk membatik. Oleh karena itu, konsep destination branding digunakan imtuk membangun image kawasan Kampung Batik Trusmi sehingga memiliki identitas dan kebudayaan yang kuat serta selaras dengan rencana pengembangan kawasan oleh pemerintah.
Actions (login required)
![]() |
View Item |
